Seperti yang telah dijelaskan dalam postingan saya sebelumnya, ketika kita makan : Karbohidrat, Lemak dan Protein ——> dipecah jadi glukosa → terserap ke dalam darah.
Gula darah (glukosa) selanjutnya dikonversi (dimetabolisme) menjadi energi untuk pergerakan tubuh dan menjalankan fungsi sel-sel tubuh sehari-hari.
Pengaturan gula/glukosa dalam tubuh, merupakan salah satu kunci utama keberhasilan mempertahankan metabolisme tubuh yang baik.
Jika asupan glukosa kurang, maka tubuh kita akan lemas karena kekurangan energi.
Jika asupan glukosa berlebih (tidak dipakai) → maka glukosa akan dikonversi menjadi glikogen (gula otot), yang merupakan senyawa kimia dengan massa lebih tinggi, menyebabkan berat tubuh dapat bertambah. Jika produksi glikogen dibiarkan terus menerus, maka dapat berpotensi menyebabkan obesitas.
Supaya kadar gula dalam darah terjaga, maka perlu diatur keseimbangannya.
Insulin merupakan hormon yang diproduksi dalam pankreas, kerja insulin ialah mengatur keseimbangan kadar gula dalam darah dengan cara menurunkan kadar gula dalam darah melalui pengaturan konversi glukosa jadi glikogen (gula otot, cadangan energi). Fungsi lain insulin ialah dalam sel lemak, mengatur konversi glukosa menjadi trigliserida (dalam sel lemak).
– Jika produksi/kerja insulin terganggu, makan konversi glukosa menjadi glikogen dan trigliserida terganggu. Akibatnya, kadar gula dalam darah dapat menjadi sangat tinggi apabila asupan glukosa tidak dikendalikan.
– Jika kadar gula darah melebihi batasan normal, dapat menyebabkan penyakit diabetes. Kadar gula darah tinggi dapat berdampak pada penyakit lainnya, seperti kelelahan, gangguan penglihatan, gangguan pencernaan, mengantuk, sulit konsentrasi, obesitas, hipertensi, dll.
Resistensi Insulin merupakan kondisi dimana tubuh menjadi resisten (tahan) terhadap efek insulin, artinya jumlah normal insulin tidak berpengaruh/tidak memadai untuk menghasilkan respons insulin yang dibutuhkan dalam metabolisme :
1. dalam sel otot, menyebabkan gangguan konversi glukosa menjadi glikogen.
2. dalam sel lemak menyebabkan hidrolisis trigliserida menjadi asam lemak, dan asam lemak yang tinggi menyebabkan produksi glukosa.
3. dalam sel hati, menyebabkan gangguan sintesis glikogen dan gangguan dalam mengurangi produksi dan pelepasan glukosa kedalam darah
yang pada akhirnya, kesemuanya tersebut menyebabkan kadar glukosa darah meningkat.
Resistensi Insulin dapat dilihat dari kadar insulin serum puasa. Batasan normal insulin serum puasa adalah 8,6 uU/mL. Konsentrasi diatas 20 uU/mL menandakan adanya resistensi insulin.
Pankreas mensekresi (memproduksi insulin) untuk mengurangi kadar gula dalam darah. Kalau terjadi resistensi insulin, maka diperlukan lebih banyak insulin yang harus disekresi oleh pankreas untuk mengatasi hal ini. Jika tidak cukup hormon insulin yang dibutuhkan, maka gula darah akan terus meningkat dan jangka panjang dapat menyebabkan Diabetes Mellitus tipe 2. Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 berbeda dari DM tipe 1. DM tipe 2 disebabkan karena gangguan metabolisme, yang perlahan dapat disembuhkan jika pola makan diperbaiki.
Jika tidak segera ditangani, kepada orang yang berisiko (memiliki kadar kolesterol tinggi, obesitas, tekanan darah tinggi, merokok, diabetes tipe 1, riwayat keluarga dengan penyakit yang sama), maka efek jangka panjang resistensi insulin diantaranya : perlemakan hati, arteriosklerosis, penyakit stroke dan jantung coroner.
Mengenal Diabetes
Diabetes (Diabetes Mellitus), merupakan kondisi kronis seseorang terkait dengan kadar gula (glukosa) dalam darah tinggi melebihi batasan normal. Diabetes dapat didiagnosa melalui pengujian kadar gula dalam darah.
Terdapat dua tipe diabetes :
1. Diabetes Mellitus tipe 1 – ketergantungan terhadap insulin, timbul sejak masih dalam janin, umumnya merupakan penyakit yang diturunkan.
2. Diabetes Mellitus tipe 2 – tidak ketergantungan terhadap insulin, muncul ketika seseorang sudah dewasa.
Gejala seseorang terkena diabetes, termasuk diantaranya : peningkatan produksi urin, rasa haus, rasa lapar dan pusing.
Terdapat dua komplikasi utama penyakit diabetes:
1. Komplikasi Akut (Jangka Pendek) : Peningkatan gula darah (hiperglikemia) hingga level yang berbahaya, Penurunan gula darah (hipoglikemia) yang abnormal akibat pengobatan diabetes yang kurang tepat.
2. Komplikasi Kronis (Jangka Panjang) : Penyakit/gangguan pada saluran/pembuluh darah yang dapat menyebabkan kerusakan pada kaki, mata, ginjal, syaraf dan hati.
Pengobatan diabetes bergantung pada tipe dan tingkat keparahan diabetes. Diabetes Tipe 1 diobati dengan pemberian insulin, olahraga dan diet rendah gula. Diabetes Tipe 2 pertama-tama diharuskan mengurangi berat badan, mengatur pola makan rendah gula dan lemak, serta olahraga. Jika tindakan tersebut gagal mengendalikan kadar gula darah, perlu diberikan obat-obatan yg tepat. Jika obat masih kurang cukup, pemberian insulin dan obat yang dapat meningkatkan produksi insulin dapat dipertimbangkan untuk diberikan.
MENGATASI GULA DARAH YANG TINGGI
Untuk mengatasi kadar gula darah yang tinggi, dapat melakukan hal-hal berikut :
1. Mengurangi asupan makanan mengandung gula (glukosa/fruktosa/sukrosa)
2. Asupan karbohidrat tidak dihilangkan sama sekali, namun jumlahnya yang dikurangi atau diganti dengan karbohidrat dengan Indeks Glikemik yang rendah dan kaya serat, sehingga pelepasan glukosa terjadi secara perlahan-lahan.
3. Mengurangi asupan lemak, agar tidak menyebabkan kadar asam lemak dalam darah yang tinggi, sehingga mengurangi produksi glukosa yang berasal dari asam lemak.
4. Olahraga untuk membakar cadangan energi dalam tubuh agar glukosa yang terserap segera terpakai, tidak terakumulasi dalam darah.